Setelah komunikasi yang intensif selama tujuh tahun, komunitas Diaspora Jawa sepakat mengadakan event pertamanya di Yogyakarta yang diberi nama Ngumpulké Balung Pisah (Mengumpulkan Tulang Yang Terpisah). Acara yang dijadwalkan tanggal 15-16 Februari 2014 ini rencananya akan dihadiri komunitas dari Suriname, Belanda, Singapura dan Malaysia.

Namun letusan gunung Kelud menyebabkan pembatalan beberapa penerbangan dan ditutupnya beberapa airport di Indonesia, termasuk Bandara Adisucipto Yogyakarta. Akibatnya delegasi dari Singapura dan Malaysia tidak dapat datang. Duta Besar Suriname untuk Indonesia Ibu Amina Pardi dan suaminya Bapak Paul Somohardjo juga tidak dapat hadir karena tidak ada akses penerbangan menuju Yogyakarta. Meskipun demikian acara tetap berlangsung lancar dengan diikuti seratusan peserta dari Indonesia, Belanda dan Suriname. Hadir dari Belanda adalah Bapak Jakiem Asmowidjojo, sedangkan dari Suriname hadir Bapak Marciano Dasai beserta istrinya Ibu Murni Dasai.

Categories: Artikel